Rabu, 17 Februari 2010

Jangan salahkan Teknologi



Ku awali Tulisan ini dengan “Bismillah”

Akhir-akhir ini banyak pemberitaan di TV mengenai anak hilang gara-gara menggunakan facebook (situs pertemanan yang sedang tren saat ini),  rata-rata anak yang hilang adalah anak perempuan yang mulai beranjak dewasa alias ABG, umurnya sekitar 12-17 tahunan, modusnya sederhana kenalan di facebook dengan seseorang terus ketemuan lalu diajak pergi dengan bujuk rayu yang menggiurkan, seperti ditawari pekerjaan atau sekedar jalan-jalan gratis.
Dengan berbagai pemberitaan mengenai efek facebook bagi anak-anak diatas, sebagian lapisan masyarakat seperti orang tua dan pihak sekolah mulai gelisah, sehingga berani bertindak tegas pada anak dan siswa didikannya yang menyalahgunkan facebook, seperti kasus tiga siswa suatu sekolah menengah pertama (SMP) yang dikeluarkan dari sekolah gara-gara saling ejek di facebook, razia ke warnet-warnet  untuk memberikan pengarahan pada pengguna setia facebook (facebooker) agar bisa tetap santun dalam menggunkan teknologi pertemanan ini dan pembatasan untuk PNS di salah satu kabupaten di jawa tengah dalam mengakses Facebook. Selintas aksi-aksi diatas sudah tepat dilakukan, tetapi ketika kita lebih dalam lagi menganalissis aksi-aksi diatas menurut saya sudah mengarah dari wujud  ketakutan yang berlebih pada teknologi, apalagi ada salah satu media televisi swasta yang memberitakan kasus-kasus facebook diatas dengan gaya yang terlalu lebay, terlalu dibesar-besarkan seakan-akan mau menuntun masyarakat untuk menyalahkan teknologi. Facebook yang salah, dan facebook lah yang seharusnya bertanggung jawab penuh, apakah seperti itukah kawan?..apakah anda mempunyai pandangan yang sama tentang teknologi?..jujur aku juga sebagai facebooker, setiap hari pasti aku buka situs jejaring ini, setiap hari aku gunakan fasilitas jejaring sosial ini, seperti update status, coment status, menulis di dinding teman, kirim pesan, dan chating sesama teman dan banyak manfa’at yang selama ini kuterima seperti menyambungkan silaturahmi anatar teman SD, SMP, SMA, dan kuliah...banyaklah...dan jujur aku tidak begitu setuju teknologi dikambing hitamkan dalam masalah ini.
Mengutip pernyataan dari kak Seto, ketua dari Komnas Perlindungan Anak, yang menyebutkan bahwa teknologi bagai pedang bermata dua ada unsur positif dan negatifnya tergantung siapa yang menggunkannya, apabila teknologi ini jatuh ke tangan orang baik, maka teknologi ini akan digunakan untuk kebaikan begitu juga apabila teknologi ini jatuh ke tangan otak kriminal maka teknologi ini dijadikannya sebagai alat untuk membantu tindak kriminalitasnya, tetapi tujuan awal dari pembuatan teknologi adalah tujuan yang mulia yaitu untuk memudahkan aktifitas manusia.
Jadi intinya pengunanya yang mesti ditatar ulang bukan teknologinya...
Apakah kita masih menyalahkan Facebook?

Ma’af kalau analisanya salah..

== Penulis Tingkat Dasar ==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar