Jumat, 19 Februari 2010

Al-qur'an termasuk mahluk atau qadim?



Ada diskusi sebagian anak-anak KMNU UPI tentang kedudukan Al-qur’an apakah sebagai mahluk atau qadim? sebenarnya aku merasa tidak berkompeten berdiskusi tentang tauhid dan aqidah, karena harus ada keahlian khusus dalam artian harus mempunyai ilmu yang mantap alias menguasai ilmu tauhid minimalnya pernah belajar kitab tauhid dari mulai dasar dan mengerti pisan, diskusi  tentang tauhid bukan diskusi main-main karena tauhid menurut pandangan saya pribadi adalah hal yang fundamental, mendasar banget yang menyangkut keyakinan seseorang, bila keyakinan ini dibentuk tanpa dasar yang jelas dikhawatirkan keyakinannya akan melenceng dari ajaran nabi Muhammad Saw, bila ini terjadi maka bermunculanlah sekte-sekte agama baru yang ngaku-ngaku menyelematkan agama dari khurafat dan syirik padahal sebenarnya mereka mengotori agama dengan pandangan-pandangan menyesatkan nauzhubillah...pengen tahu alasannya kenapa mereka bisa seperti itu?.. jawabannya simpel karena mereka selalu mengkaji agama dengan akal, padahal tidak semua ajaran agama bisa dikaji dengan akal kadangkala dikaji dengan hati atau keyakinan ketika akal tidak sampai untuk mengkajinya walhasil lagi, mereka mengada-ngada dalam hal agama akhirnya timbulah sebuah ajaran sesat menyesatkan.
Ini ada penjelasan sedikit tentang pertanyaan mengenai kedudukan Al-qur’an, apakah kedudukanya sebagai mahluk atau sebagai qadim, tentunya menurut paham ASWAJA.
(kutipan sebuah makalah)
Ahlussunnah berpendapat bahwa al-Qur’an itu kalam Allah bukan makhluk. Ayat-ayat al-Qur,an yang dijadikan dalil untuk mengkuatkan pendapat mereka adalah:
Surah ar-Ruum ayat 25:
“ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan perintah-Nya. “
Kata bi amrihi oleh ahlussunnah ditafsiri dengan kalamullah. Dan kalamullah itu bukan makhluk. Sebab makhluk sendiri tercipta dengan kalamullah atau perintah tuhan. Ini berarti al-Qur’an itu qadim.
Surah al-A’raaf ayat 54:
“Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”
Ayat ini dipahami oleh ahlussunnah untuk menegaskan bahwa al-Qur’an bukan makhluk. Sebab, ayat ini memisahkan antara perintah dan ciptaan. Yaitu antara perkataan “mencipta” dan “memerintah” dibatasi oleh perkataan “dan”, Dengan demikian perintah tuhan bukanlah ciptaan tuhan, dan karena bukan ciptaan berarti al-Qur’an itu qadim.
Surah al-Mukmin ayat 16:
"Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" kepunyaan Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
Ayat 16 surah al-mukmin ditafsiri oleh ahlussunnah dengan mengatakan bahwa firman Allah tersebut karena tidak dijawab oleh siapapun lalu dijawab oleh Allah sendiri menunjukan ketika Allah berfirman belum ada ciptaan. Oleh sebab itu kalamullah tidak termasuk dalam kategori makhluk.
Surah Ar-Rahman ayat 1-3
1. (Tuhan) yang Maha pemurah, 2. Yang Telah mengajarkan Al Quran. 3. Dia menciptakan manusia.
Pada ketika Tuhan membariskan dalam sebutan-Nya dalam ayat ini –antara Qur’an yang kalam-Nya dengan insan yang makhluk-Nya- Ia menyebutkan “mengajarkan” pada qur’an dan “menjadikan” kepada insan. Kalau Qur’an itu makhluk sama dengan insan tentu tuhan akan berfirman seperti ini:
ia tuhan yang menjadikan qur’an dan menjadikan insan.
Imam Al-Ghazali di dalam kitab ihya’ ulumuddin menjelaskan bahwasannya tuhan berkata dengan perkataan. Perkataan itu suatu sifat berdiri di atas zat-Nya, tidak bersuara dan tidak berhuruf. Perkataan-Nya tidak sama dengan perkataan makhluk sebagaimana zat-Nya tidak serupa dengan zat lain.
Dengan penjelasan ini imam Ghazali meyakinkan kita, bahwa kalam dari tuhan itu adalah sifat tuhan yang qadim. Adapun huruf-huruf yang tertulis dalam mushaf atau suara-suara yang keluar dari mulut seseorang ketika membaca al-Qur’an adalah “mad-lul” (lahiriah bahasa/bentuk bahasa) dari qur’an yang qadim. Karena itu yang baru hanyalah huruf-huruf atau suara-suara. Tetapi kalam tuhan yang ditunjukan oleh huruf-huruf dan suara itu adalah qadim.

 == penulis tingkat dasar ==

4 komentar:

  1. Salam,

    Al-Quran adalah tidak Qadim. Al-Quran adalah benda baharu, benda yang dijadikan, adalah satu makhluk Allah SWT.

    Allah SWT sendiri yg mengatakan "Kami yang menjadikan kitab Al-Quran" (43:3 & 41:44). Adakah Allah menjadikan dirinya sendiri?

    Allah SWT sendiri yg mengatakan Al-Quran itu bertempat di "Luh Mahfuz" (85:22). Adakah sifat Allah itu bertempat?

    Allah SWT sendiri yg mengatakan Dia yg menjaga Al-Quran (15:9). Adakah Allah SWT perlu menjaga diriNya sendiri?

    Dan byk lagi nusus (dalil dari Al-Quran) yg menjelaskan bahwa Al-Quran itu tdk Qadim, dan adalah makhluq. Marilah bertaubat, dan jgn lagi syirik kepadaNya.

    Wallahu a'lam.

    BalasHapus
  2. Ya ambo juga setuju bahawa Kalam Allah dngn Alquran itu benda berbeza....Kalam Allah berkata2nya itu adalah sifatnya yg qadim berdiri dngn zatnya(laisakamislihisyaiun)dan Alquran
    Pula makhluk,makhluk sebagai wahdah untuk menyampaikan kpd hamba²nya.Adakah kita ingin mengatakan Alquranitu Qadim bererti Alquran itu Allah ? mana mungkin,Allah itu tidak ada yg serupa dngnnya...........MahaSuciAllah dari perkara² yg menyekutuiNya.

    BalasHapus
  3. Kalamullah adalah sifat allah...
    Jika kita lihat Bulan yang punya sifat bundar dan pula bersifat bersinar apaka lantas kita mengatakan ada banyak Bulan? Tidak, Bulan kita lihat satu tapi sifatnya yang bundar dan bersinar iti tak lepas dari Bulan tersebut, tapi apakah bisa bundar dan bulat itu dikatakan sama dengan Bulan, tidak, karena keduanya adalah sifat yang melekat pada Bulan.
    Maka akan aneh jika kita mengatakan tuhan adalah dzat yang tidak mempunyai sifat, jika tuhan menciptakan manusia dengan sifat melihat berbicara mendengar hidup dan lain lain, bagaimana bisa tuhan berdiri tanpa sifat sifat mendengar melihat berbicara hidup dan lain lain...
    Mustahil bukan,
    Jika kalam itu makhluk, maka akan mustahil jika dzat allah yang qodim digantungi dengan kalam yg makhluk, karena sesuatu yang qodim itu tidak berubah, jika dzat allah berubah maka allah tidak lagi qodim, maka akan menjadi mustahil bukan jika kita mengatakan kalam allah makhluk bukan...

    BalasHapus
  4. al,quran itu firman allah atau perkataan allah dan allah besifat kalam kalam allah atau perkataan allah menurut ilmu tauhid tidak berhuruf dan bersuara seprti kita atw mahkluk nya ,subhanallah maha suci allah dri segala yg di sifati makhluk nya, mukhalafatul lihawadisi bersalah salhn allah swt, dgn sekalin alm arti nya tidak sama tidak serupa dgn makhluk nya . yang bru itu huruf2 dan suara2 yang keluar dri mulut org2 yang membca al'quran itu. sedangkan quran adlh pekataan ya maha awal dan akhir ,yang tak serupa dengan makhluk nya. hati2 dlm pemahaman dan hati2 lh dalm menafsirkn al'quran krna anda bukn lh ahlinya.

    BalasHapus