Sabtu, 06 Maret 2010

Aqidah Finalku



Aku adalah seorang pengembara kehidupan, yang rindu akan sebuah ketentraman jiwa, banyak samudera telah ku sebrangi, pulau telah ku lalui, negeri telah ku datangi, hanya untuk memenuhi hasyrat jiwa menenangkan sang hati yang selalu gundah, tak ku sangka pengembaraanku ini telah memakan waktu yang panjang, Sembilan tahun sudah diri ini berpisah dari kampung halaman, kampung yang telah berkontribusi banyak atas kelahiranku, kampung yang banyak membantu ibuku, dan Alm bapakku (mudah-mudahan Allah menempatkan tempat yang layak bagi bapak) untuk memperjuangkan visi-misi hidupnya, sang kakak yang banyak berkorban atas pengembaraan adiknya untuk mendapatkan sesuatu yang belum pasti.
Masih ingat kisah Salman Al farisi, sahabat nabi mantan majusi, yang gigih berjuang mencari ketentraman jiwa, dari Persia sampai ke negeri madinah, melewati banyak guru spiritual dari berbagai agama, yang pada akhirnya sampai pada rasulullah dan menemukan ketentraman jiwanya pada islam, begitu juga dengan diri ini ada rasa mengganjal dalam diri, sesuatu yang tak layak diungkapakan, bukan masalah keimananku, bukan masalah pemahaman tauhidku, aku ridho Allah jadi rabbku, islam jadi agamaku, Muhammad jadi rasulku, dan ka’bah jadi kiblatku, tetapi masalah ibadahku yang bayak ditentang akhir-akhir ini, mencari kepastian dalam jiwa untuk menjawab semua pertanyaan para saudaraku, kami gundah dan gerah ketika kami disebut ahlulbid’ah, kami tak enak kami dikucilkan padahal kami mayoritas, tetapi hari ini kegundahan itu hilang melaui sebuah kitab hebat, ibadahku penuh dasar-dasar yang jelas, rawi ibadahku sampai pada rasul, rawi keguruanku sampai juga pada rasul, terima kasih saya sampaikan pada guru-guruku terutama H. Ustman Sudirman atas penjelasan melalui kitab, Hidayatul Awam majmu'ul masail 'alaiha mazhabul iman syafi'i, Ahlusunnah waljama’ah adalah aqidah finalku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar