Jumat, 09 April 2010

Mema’afkan dan membalas dengan kebaikan



Dikisahkan bahwa Nabi Isa AS pernah dihina, namun ia tetap tersenyum, tenang dan mantap. Tidak sedikti pun ia menjawab atau membalas dengan kata-kata kotor mengiris tajam seperti yang diucapkan si penghinanya. Ketika ditanya oleh sahabat-sahabatnya, “Ya Rabi (Guru), kenapa engkau tidak menjawab dengan kata-kata yang sama ketika engkau dihina, malah baginda menjawab dengan kebaikan?” Nabi Isa AS, menjawab : “Karena setiap orang akan menafkahkan apa yang dimilkinya. Kalau kita memilki keburukan, maka yang kita nafkahkan adalah keburukan, kalau yang kita milki kemulian, maka yang kita nafkahkan juga kata-kata yang mulia”.
Percayalah saudaraku semua, semakin kita mudah tersinggung, apalgi hanya dengan hal-hal yang kecil, akan semakin sengsara hidup dikuasai oleh emosi amarah. Padahal, sebenarnya, kita dapat menjadikan orang-orang yang menyakiti kita sebagai lading amal. Maka berusahalah membalas kebencian seorang dengan memaafkannya dan membalasnya dengan kebaikan. Membalas emosi kemararahan yang dating dengan memaafkan.
Kalau ada kebencian yang dating, ada yang menghina, ada yang menyakiti kita, sebaliknya kita bisa memaafkannya, tidak membalas dengan emosi, tetapi membalas dengan keaikan. Mungkin hal ini mudah disampaikan tetapi sulit dilakukan. Namun kalau mau berusaha mendengarkan bimbingan untuk memaafkan, membalas dengan kebaikan.
Kalau ada seseorang yang memancing kemarahan, seandainya dia masih muda, anggap saja mungkin dia belum tahu bagaimana bersikap kepada yang tua, kalau dia sudah tua anggap saja sedang khilaf, sehingga kita tidak perlu ikut emosi dan dapat memaafkannya.yang penting jangan tersinggung lebih baik membalasnya dengan kebaikan. Yang pasti makin kita mudah memaafkan, makin kita berhati lapang, makin memahami orang lain, maka akan makin aman dan tentramlah hidup kita.

== Heart Revolution ==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar