Mereka bilang kami keliru dengan keputusan kami, mereka bilang kami termasuk orang-orang yang tidak bisa berfikir realitas, yang tidak bisa mempredisikan hal apa yang akan terjadi di masa akan datang ketika keputusan ini kami pilih....Itu kata mereka, yang tidak bisa merasakan dan memahami tentang komplesksitas kehidupan kami, yang sebenarnya kami dan pemiliknyalah yang paling tahu...tetapi tak apalah mungkin itu perhatian mereka pada kami, mungkin mereka terlalu sayang sama kami, tidak mau melihat kami gagal, dan masuk jurang ketidakpastian dalam hidup sampai-sampai mereka terlalu memaksakan kehendaknya dan mampu memprediksikan kehidupan kami ke depannya dengan tepat dan penuh keyakinan,awalnya rasa takut pernah menghampiri kami, dengan ketakutan yang berlebih,misal takut gagal, takut tidak mampu, takut segalanya. Setelah di dalami dan di pahami dengan benar justru ketakutan itulah yang sebenarnya yang akan menghambat kami meraih kesuksesan, ketakutan itulah yang akan mematikan karakter kami, sehingga kami merasa pesimis untuk bisa mencapai hasil maksimal, sehingga prediksi mereka tentang nasib kami ke depannya akan terwujud.
Rasa takutlah, yang menjadi permasalahan kami sebenarnya, rasa takutlah yang menjadi musuh sebenarnya kami sa’at ini, rasa takutlah yang seharusnya yang menjadi perhatian kami sekarang bukan prediksi orang yang buruk tentang nasib kami ke depannya. Karena nasib kita ke depannya bukan mereka yang menentukan tetapi usaha dan doa’lah yang paling berpengaruh, untuk menagplikasikan qodo Allah pada kami.
Sekarang, kami akan mengalahkan rasa takut itu dengan energi positif dari kekuatan alam yang selalu memberikan semangat kehidupan pada kami. Semangat yang akan mengugahkan rasa percaya diri kami, bahwa kami bisa seperti yang mereka harapkan walaupun berbeda jalan untuk meraihnya.